
Kunjungan Kerja Wakil Menteri Pertanian di Jawa Timur
Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono, B.Eng., M.M., MBA., melakukan kunjungan kerja selama dua hari ke Kabupaten Jember, Jawa Timur. Ia bertemu langsung dengan para petani tebu serta pemangku kepentingan sektor pertanian. Kegiatan ini dihadiri oleh Bupati Jember Muhammad Fawait, Anggota DPR RI Komisi VI, Forkopimda Jember, Kepala Dinas Pertanian dan Bulog Jawa Timur, serta Kepala UPT lingkup Kementerian Pertanian se-Jawa Timur, termasuk Kepala BRMP Tanaman Pemanis dan Serat, Dr. Sri Suhesti, S.P., M.Si.
Kunjungan ini bertujuan memperkuat sinergi pemerintah dengan petani serta membahas isu strategis terkait ketahanan pangan dan kesejahteraan petani. Wamentan Sudaryono menegaskan bahwa pemerintah akan menghentikan impor komoditas pangan seperti gula konsumsi guna mencapai swasembada, sebagai langkah mengurangi ketergantungan impor dan memperkuat produksi dalam negeri. Dengan tegas, ia menyatakan, "Tidak boleh impor gas, jagung, gula konsumsi, dan garam konsumsi." Pernyataan ini menegaskan tekad pemerintah mengurangi ketergantungan impor dan mendorong produksi dalam negeri.
Sudaryono juga menekankan pentingnya melibatkan suara petani dalam setiap kebijakan. Ia menyampaikan bahwa Presiden Prabowo Subianto secara konsisten menolak impor beras dan gula serta terus mendorong kebijakan pro-pertanian.
Ketua DPD HKTI Jawa Timur, Arum Sabil, mengkritisi kebijakan impor gula yang dinilai tidak sejalan dengan kondisi riil. Ia menyebut produksi gula nasional mencapai 2,4 juta ton, sedangkan kebutuhan Jawa Timur hanya 281 ribu ton. Ia juga mencatat realisasi areal tebu nasional baru 520 ribu hektare dari target 700 ribu hektare. Jawa Timur sendiri memiliki sekitar 240 ribu hektare lahan tebu yang belum dimanfaatkan optimal.
Bupati Jember Muhammad Fawait menambahkan bahwa pertanian tebu berpotensi besar mengurangi kemiskinan ekstrem di Jember. Ia mendorong agar koperasi rakyat diberi akses lebih luas untuk mengelola lahan tebu.
Selama kunjungan, Wamentan turut serta dalam panen raya dan sarasehan petani, mendengarkan langsung aspirasi dan tantangan yang dihadapi petani. Kunjungan ini menjadi momentum penting dalam memperkuat semangat kemandirian pangan nasional.